Kuliah di semester 2 ini aku dapat pengalaman baru lagi. Jadi di semeseter ini ada mata kuliah yang namanya Bisnis Pengantar. Dari namanya aja udah keliatan ya itu mata kuliah bakal berurusan sama apa hehe. Iyaa bisnis.
Jadi, mata kuliah itu mengajarkan dan menuntut kita untuk mendirikan suatu perusahaan. Dari mahasiswa di kelas, kami di bagi menjadi beberapa kelompok dengan cara memilih sendiri kelompoknya.. Dari itu terbentuklah perusahaan kami, DAKUN'S STAND. kenapa di kasih nama "dakun"? Soalnya produk yang kita jual adalah DAwet dan nasi KUNing gitu.
Dari awal perkuliahan kami sudah diajarkan bagaimana cara mendirikan perusahaan, membagi SDM nya, cara promosi, cara merencanakan uang dan banyak lagi.
Di tengah-tengah perkuliahan kami dapat tugas untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah kami dapat. Kami pun di tuntut untuk berjualan di Malioboro dengan produk kami masing-masing. Awalnya aku agak pesimis, soalnya sebelum kita jualan di Jogja turun hujan. Takutnya enggak laku gitu. Tapi ternyata diluar ekspektasi, penjualan dawet kami bisa melonjak melebihi target dan itu rasanya seneng banget. Tapi sedihnya penjualan nasi kuningnya cukup sulit karena menurut kami kondisinya enggak mendukung buat makan nasi kuning yang umumnya di jual di pagi hari.
Cukup sekian cerita jualan di Malioboro yang agak absurd ini ya hehe
Jadi, mata kuliah itu mengajarkan dan menuntut kita untuk mendirikan suatu perusahaan. Dari mahasiswa di kelas, kami di bagi menjadi beberapa kelompok dengan cara memilih sendiri kelompoknya.. Dari itu terbentuklah perusahaan kami, DAKUN'S STAND. kenapa di kasih nama "dakun"? Soalnya produk yang kita jual adalah DAwet dan nasi KUNing gitu.
Dari awal perkuliahan kami sudah diajarkan bagaimana cara mendirikan perusahaan, membagi SDM nya, cara promosi, cara merencanakan uang dan banyak lagi.
Di tengah-tengah perkuliahan kami dapat tugas untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah kami dapat. Kami pun di tuntut untuk berjualan di Malioboro dengan produk kami masing-masing. Awalnya aku agak pesimis, soalnya sebelum kita jualan di Jogja turun hujan. Takutnya enggak laku gitu. Tapi ternyata diluar ekspektasi, penjualan dawet kami bisa melonjak melebihi target dan itu rasanya seneng banget. Tapi sedihnya penjualan nasi kuningnya cukup sulit karena menurut kami kondisinya enggak mendukung buat makan nasi kuning yang umumnya di jual di pagi hari.
Cukup sekian cerita jualan di Malioboro yang agak absurd ini ya hehe