KETIMPANGAN SOSIAL
Kali ini kita akan membahas tentang Ketimpangan Sosial.Apa sih ketimpangan sosial itu?
Tetapi sebelum membahas tentang ketimpangan sosial kita akan membahas sedikit tentang pengertian dari globalisasi. Kenapa sih harus membahas tentang pengertian globalisasi dulu?jawabannya adalah karena globalisasi berhubungan dengan ketimpangan sosial.Kok bisa sih? Mari kita bahas.
Globalisasi, kalian tahu apa arti dari globalisasi itu? Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia diiseluruh dunia melalui perdagangan,investasi,perjalanan,budaya populer,dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehigga batas-batas suatu negara menjadi seakin sempit. Arti Globalisasi sendiri secara umum adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antarmasyarakat dan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi serta perkembangan teknologi modern.
Menurut Stiglitz, di satu sisi globalisasi memmbawa potensi dan aksekerasi pertumbuhan ekonomi banyak negara,peningkatan standar hidup,serta perluasan akses atas informasi dan teknologi,tetapi di sisi lain telah membawa ketimpangan serta kemiskinan global.
Ketimpangan Sosial di Perkotaan |
Ketimpangan Sosial bahkan menjadi tantangan yang besar dalam gelombang globalisasi. Melihat gambar diatas terlihat jelas perbedaan anatara bangunan pencakar langit dengan bangunan di pinggir-pinggir sungai.Dari situ terlihat sekali ketimpangan sosial yang ada.Gedung-gedung pencakar langit yang pastinya memiliki lingkungan yang bersih,dimiliki oleh orang-orang yang berpendidikan,berkecukupan,dan pastinya berada pada stratifikasi sosial yang tinggi.Sedangkan rumah-rumah di pinggir sungai memiliki keadaan yang sebaliknya dimana memiliki lingkungan yang kumuh,pemiliknya pun bukan orang yang berpendidikan tinggi dan biasanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-haripun masih kesusahan.
Apakah kalian sudah bisa mengerti apa itu ketimpangan sosial itu? Mari kita bahas beberapa hal yang berhubungan dengan Ketimpangan Sosial.
Teori Ketimpangan Sosial
1. Teori Kolonialisme
Teori Kolonialisme dimulai di Inggris sekitar tahin 1750 ketika industrialisasi menyebar di seluruh Eropa Barat. Teori ini merujuk pada satu negara yang menjadikan banyak wilayah sebagai koloninya. Kegiatan ini diawali oleh negara industri (negara kapitalis). Meurut Horrison, mereka menanamkan sebagian keuntungannya ke dalam persenjataan yang tangguh dan kapal cepat, kemudian digunakan untuk menyerbu negara yang lemah untuk dijadikan koloninya (Henslin, 2007). Setelah bangsa yang lemah takluk, mereka akan meninggalkan kekuatan pengendali untuk engeksploitasi tenaga kerja dan sumber daya bangsa tersebut. Maksud kolonialisme disini adalah untuk mengeksploitasi rakyat dan sumber daya suatu bangsa demi keuntungan negara kapitalis (industri).
2. Teori Sistem Dunia
Teori Ketimpangan Sosial
1. Teori Kolonialisme
Teori Kolonialisme dimulai di Inggris sekitar tahin 1750 ketika industrialisasi menyebar di seluruh Eropa Barat. Teori ini merujuk pada satu negara yang menjadikan banyak wilayah sebagai koloninya. Kegiatan ini diawali oleh negara industri (negara kapitalis). Meurut Horrison, mereka menanamkan sebagian keuntungannya ke dalam persenjataan yang tangguh dan kapal cepat, kemudian digunakan untuk menyerbu negara yang lemah untuk dijadikan koloninya (Henslin, 2007). Setelah bangsa yang lemah takluk, mereka akan meninggalkan kekuatan pengendali untuk engeksploitasi tenaga kerja dan sumber daya bangsa tersebut. Maksud kolonialisme disini adalah untuk mengeksploitasi rakyat dan sumber daya suatu bangsa demi keuntungan negara kapitalis (industri).
2. Teori Sistem Dunia
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Wallesrstein. Dia menganalisis bagaimana industrialisasi menghasilkan 3 kelompok bangsa, yaitu (1) negara inti (negara yang lebih dulu melakukan industrialisasi dan mendominasi negara yang lemah), (2) negara semiperiferi (negara yang bergantung pada perdagangan negara inti), dan (3) negara periferi (negara pinggiran). Globalisasi kapitalisme di sini berkembang dengan cepat dan deapt diterima oleh negara-negara di sekelilingnya. Mereka saling terikan dan saling memengaruhi dalam hal produksi dan perdagangan, misalnya yang terjadi antara Meksiko dan Amerika Serikat (Henslin, 2007).
3. Teori Ketergantungan (Dependensi)
Menganggap bahwa keterbelakangan sebagai akibat suatu sistem kapitalis internasional yang dominan (yang berbentuk perusahaan-perusahaan multinasional) dan berekutu dengan elite lokal di Dunia Ketiga yang menggunakan kelebihan mereka yang istimewa untuk mempertahankan kedudukan mereka. Dunia Ketiga adalah negara yang tidak masuk Dunia Pertama (negara kapitalis) dan Dunia Kedua (negara komunis). Dunia Ketiga tidak dapat mengadakan industialisasi dan pembangunan ekonomi selama masih dalam cengkeraman suatu sistem internasional yang diskriminatif. Akan tetapi, elite lokal tidak dapat melepaskan diri dari sistem tersebut karena akan membahayakan kedudkan mereka di negaranya sendiri (Clark, 1989).
4. Pendekatan Struktural
Memandang Ketimpangan dunia dalam hal kesejahteraan dan kekuasaan. Pendekatan ini memandang bahwa kemiskinan dan ketergantungan Dunia Ketiga tidak disebabkan oleh keputusan kebijakan yang sengaja dibuat di Amerika, Inggris, atau Moskow. Namun,sebaliknya,ketergantungan ini berasal dari struktur sistem internaional yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga bangsa-bangsa pengekspr bahan mentah terpaksa keholangan bagiannya dari keuntungan produksi (Clark, 1989).
5. Teori Fungsionalis
Teori ini percaya bahwa ketidaksetaraan tidak bisa dihindari dan memainkan fungsi penting dalam masyarakat. Menurut Kingsley Davis dan Wilbert Moore (Henslin, 2007), penyebab ketidaksetaraan dan stratifikasi masyarakt adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat harus memastikan bahwa posisi-posisinya terisi
b. Beberapa posisi lebih penting daripada yang lain
c. Posisi-posisi yang lebih penting harus diisi oleh orang yang lebih berkualifikasi
d. Untuk memotivasi orang yang lebih berkualifikasi agar mengisi posisi-posisi ini, masyaraka harus menawarkan imbalan lenoh besar.
Dalam teori ini, posisi-posisi dengan anggung jawab lebih besar menuntut pertanggungjawaban yang lebih besar juga.
6. Teori Konflik
Melihat ketimpangan sebagai akibat dari kelompok dengan kekuatan (power) mendominasi kelompok yang kurang kuat. Mereka percaya bahwa kesenjangan sosial mencegah dan menghambat kemajuan masyarakat karena mereka yang berkuasa akan menindas orang-orang tak berdaya untuk mempertahankan status quo.
7. Teori Neoklasik
Teori ini memunculkan prediksi tentang hubungan anatartingkt pembangunan ekonomi nasional suatu negara dengan ketimpangan pembangunan anatr wilayah. Selain itu,teori ini memunculkan Hipotesis Neoklasik, ketimpangan pembangunan pada awal proses meningkat. Setelah berangsur-angsur, ketipangan pembangunan antar wialayh tersebut semakin menurun.
Koefisien Gini
Digunaka unuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara. Koefisien Gini menghitung ketimpangan pemasukan dengan jarak 0-1. Distribusi pendapatan dikatakan merat jika nilai koefisiennya mendekati 0(nol). Sebaliknya, jika koefisiennya mendekati angka 1 maka pendapatan dikatan belum merata.
1. Definisi Ketimpangan Sosial
3. Teori Ketergantungan (Dependensi)
Menganggap bahwa keterbelakangan sebagai akibat suatu sistem kapitalis internasional yang dominan (yang berbentuk perusahaan-perusahaan multinasional) dan berekutu dengan elite lokal di Dunia Ketiga yang menggunakan kelebihan mereka yang istimewa untuk mempertahankan kedudukan mereka. Dunia Ketiga adalah negara yang tidak masuk Dunia Pertama (negara kapitalis) dan Dunia Kedua (negara komunis). Dunia Ketiga tidak dapat mengadakan industialisasi dan pembangunan ekonomi selama masih dalam cengkeraman suatu sistem internasional yang diskriminatif. Akan tetapi, elite lokal tidak dapat melepaskan diri dari sistem tersebut karena akan membahayakan kedudkan mereka di negaranya sendiri (Clark, 1989).
4. Pendekatan Struktural
Memandang Ketimpangan dunia dalam hal kesejahteraan dan kekuasaan. Pendekatan ini memandang bahwa kemiskinan dan ketergantungan Dunia Ketiga tidak disebabkan oleh keputusan kebijakan yang sengaja dibuat di Amerika, Inggris, atau Moskow. Namun,sebaliknya,ketergantungan ini berasal dari struktur sistem internaional yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga bangsa-bangsa pengekspr bahan mentah terpaksa keholangan bagiannya dari keuntungan produksi (Clark, 1989).
5. Teori Fungsionalis
Teori ini percaya bahwa ketidaksetaraan tidak bisa dihindari dan memainkan fungsi penting dalam masyarakat. Menurut Kingsley Davis dan Wilbert Moore (Henslin, 2007), penyebab ketidaksetaraan dan stratifikasi masyarakt adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat harus memastikan bahwa posisi-posisinya terisi
b. Beberapa posisi lebih penting daripada yang lain
c. Posisi-posisi yang lebih penting harus diisi oleh orang yang lebih berkualifikasi
d. Untuk memotivasi orang yang lebih berkualifikasi agar mengisi posisi-posisi ini, masyaraka harus menawarkan imbalan lenoh besar.
Dalam teori ini, posisi-posisi dengan anggung jawab lebih besar menuntut pertanggungjawaban yang lebih besar juga.
6. Teori Konflik
Melihat ketimpangan sebagai akibat dari kelompok dengan kekuatan (power) mendominasi kelompok yang kurang kuat. Mereka percaya bahwa kesenjangan sosial mencegah dan menghambat kemajuan masyarakat karena mereka yang berkuasa akan menindas orang-orang tak berdaya untuk mempertahankan status quo.
7. Teori Neoklasik
Teori ini memunculkan prediksi tentang hubungan anatartingkt pembangunan ekonomi nasional suatu negara dengan ketimpangan pembangunan anatr wilayah. Selain itu,teori ini memunculkan Hipotesis Neoklasik, ketimpangan pembangunan pada awal proses meningkat. Setelah berangsur-angsur, ketipangan pembangunan antar wialayh tersebut semakin menurun.
Koefisien Gini
Digunaka unuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara. Koefisien Gini menghitung ketimpangan pemasukan dengan jarak 0-1. Distribusi pendapatan dikatakan merat jika nilai koefisiennya mendekati 0(nol). Sebaliknya, jika koefisiennya mendekati angka 1 maka pendapatan dikatan belum merata.
1. Definisi Ketimpangan Sosial
a. Menurut Para Ahli
1) Andrinof A. Chaniago
Ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial.
2) Budi Winarno
Ketimpangan merupakan akibat dari keggalan pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis wrga masyarakat.
3) Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker
Ketimpangan Sosial adlah bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan.
4) Roichaul Aswidah
Ketimpangan Sosial sering dipandang sebagai ddampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.
b. Secara Umum
Ketimpangan Sosial adalah kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer (pendidikan,kesehatan,perumahan,peluang berusaha,dan kerja) serta kebutuhan sekunder (sarana pegembangan usaha,sarana perjuangan hak asasi,sarana saluran politik,dan pemenuhan pengembangan karier).
Ketimpangan sosial tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di belahan bumi lainnya. fenoena ini terjadi pada umumnya disebabkan karena perbedaan dalam kualitas hidup yang mencolok sehingga memunculkan sebutan "itu orang kaya" "itu orang miskin". Adanya perbedaan yang mencolok tersebut terkadang mempengaruhi rasa ketidakpedulian terhadap sesama.
Pemerintah pun seharusnya mengatasi dan menanggulangi permasalahan yang cukup berat ini,tidak hanya dijadikan sebagai topik pembicaraan dan didebakan tetapi mencarikan solusinya. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pun telah mengamanatkan kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa.
2. Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial
- Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh tingkat
pendidikan/keterampilan ataupun kesehatan yang rendah, serta adanya
hambatan budaya (budaya kemiskinan).
a. Kondisi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun manusia yang berkualitas. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1 disebutkan bahwa "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan." Berdasarkan pasal tersebut seharusnya pemerintah dapat menjamin pendidikan rakyatnya,tetapi apakah amanat pasal tersebut sudah dilaksanakan?
Pada era globalisasi seperti ini,pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi siapa pun baik perempuan maupun laki-laki. Pendidikan merupakan faktor penunjang pembangunan suatu bangsa.Pendidikan merupakan kunci pembangunan,terutama pembangunan sumber daya manusia. Pedidikan dapat dikatakan berhasil,salah satunya dengan meningkatnya aksesibilitas berdasarkan gender,artinya perempuan dan laki-laki memilki hak yang sama. Sebuah negara maju pada umumnya dibarengi dengan kualitas pendidikannya yang baik.
Anak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar yang tinggi meskipun dengan fasilitas yang terbatas. Hal ini berbeda dengan remaja yang berada di kota. Dengan fasilitas mencukupi,sebagian dari mereka terpengaruh oleh lingkungan yang kurng baik,sehingga semangat belajarnya kurang. Adanya perbedaan ini dapat menimbukan ketimpangan sosial. Ketidakadilan tersebut dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas,kualitas tenaga kerja,mutu pendidikan,dsb.
b. Kondisi Kesehatan
Ketimpangan sosial dapat terjadi dikarenakan penyebaran fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah,jangkauan kesehatan kurang luas,pelayanan kesehatan yang kurang memadai maupun faktor lainnya. Hal tersebut membuat tingkat kesejahteraan masyarakat antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda,sehingga menimbulkan ketimpangan.
c. Kemiskinan
Merupakan penyebab utama kepeningan sosial di masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa kemiskinan adlah suatu takdir atau mereka miskin karena malas, tidak kreatif,dan tidak punya etos kerja. Inti kemiskinan terletak pada kondisi yang disebut perangkap kemiskinan.
1) Pandangan tentang Kemiskinan
Perbedaan pandangan dari setiap ahlitentang kemiskinan merupakan hal yang wajar. Hal tersebut bukan karena data dan metode penelitian yang berbeda,melainkan justru terletak pada latar belakang ideologisnya. Menurut Weber, ideologi bukan hanya menentukan macam masalah yang dianggap penting,melainkan juga memengaruhi cara mendefinisikan masalah sosial ekonomi dan cara mengatasi masalah sosial ekonomi tersebut. Untuk memahami ideologi tersebut ada tiga pandangan pemikiran,yaitu konservatisme,liberalisme,dan radikalisme. Penganut masing-masing pandangan memiliki cara pandang yang berbed dalam mejelaskan kemiskinan.
Menurut Oscar Lewis,orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristi psikologis,sosial,dan ekonomi.
Menurut Philips dan Legates
a) Akibat dari kegagalan personal dan sikap tertentu (ciri-ciri sosial psikologis individu)
b) Akibat dari sub tertentu yang diturunkan dari generasi ke generasi
c) Akibat kurangnya kesempatan
d) Ciri struktural dari kapitalisme bahwa dalam masyarakat kapitalis,segelintir orang menjadi miskin karena yang lain menjadi kaya
Menurut Flanagan,ada dua pandangan yang berbeda tentang kemiskinan,yaitu kulturalis dan strukturalis. Kulturalis cenderung menyalahkan kaum miskin,meskipun kesempatan ada mereka gagal memanfaatkannya karena terjebak dalam budaya kemiskinan sedangkan strukturalis beranggapan bahwa sumber kemiskinan tidak terdapat pada diri orang miskin,tetapi sebagai akibat dari perubahan periodik dalam bidang sosial dan ekonomi,seperti kehilangan pekerjaan,rendahnya tingkat upah,dan diskriminasi.
2) Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu situasi,baik yang merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.
3) Budaya Kemiskinan
Menurut Sumarjan,buaya kemiskinan adalah tata hidup yang mengandung sistem kaidah serta sistem nilai yang menganggap bahwa taraf hidup miskin disandang suatu masyarakat pada suatu waku adalah wajar dan tidak perlu diusahakan perbaikannya.
Ciri kebudayaan kemiskinan :
a) Fatalisme
b) Rendanya tingkat aspirasi
c) Rendahnya kemauan mengejar sasaran
d) Kurang melihat kemajuan pribadi
e) Perasaan ketidakberdayaan/ketidakmampuan
f) Perasaan untuk selalu gagal
g) Perasaan menilai diri sendiri secara negatif
h) Pilihan sebagai posisi pekerja kasar
i) Tingkat kompromis yang menyedihkan
4) Kemiskinan Stuktural
Menurut Selo Soemardjan,kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan mayarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
Macam-macam golongan kaum miskin struktural
a) Para petani yang tidak memiliki tanah sendiri
b) Petani yang tanah miliknya begitu kecil sehingga hasinya tidak cukup untuk memberi makan kepada dirinya sendiri dan keluarganya
c) Kaum buruh yang tidak terpelajar dan tidak terlatih (unskilled labourers)
d) Para pengusaha tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah (gologan ekonomi lemah)
Contoh kemiskinan struktural menurut Soedjatmoko
a) Pola stratifikasi di desa mengurangi atau merusak pola kerukunan dan ikatan timbal balik tradisional
b) Struktur desa nelayan yang sangat bergantung pada uragan di desanya sebagi pemilik kapal
c) Golongan perajin di kota kecil atau pedesaan yang bergantung pada orang kota yang menguasai bahan dan pasarnya
Pada hakikatnya perbedaan antara si kaya dan si miskin tetap akan ada dalam sistem sosial ekonomi mana pun. Hal yang lebih diperlukan adalah cara agar memperkecil ketimpangan sehingga lebih mendekati perasaan keadilan sosial.
- Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal
ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi
(kebijakan), sehingga dapat memperkecil akses seseorang untuk
memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain
ketimpangan sosial tersebut diakibatkan oleh hambatan-hambatan atau
tekanan-tekanan struktural. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab
munculnya kemiskinan struktural.
a. Kondisi Demografis
Demografi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004) adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kondisi demografi antar daerah dapat dilihat pada :
1) Jumlah Penduduk
Jumlah peduduk yang besar dan tidak sebanding dengan fasilitas yang ada,seperti lapangan pekerjaan,pelayanan umum,tingkat kesejahteraan,dll. Oleh karena itu,masyarakat yang hidup di negara yang jumlah penduduknya besar cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang.
2) Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk yang dimaksud adalah menurut umur dan jenis kelamin dan merupakan karakteristik penduduk yang utama. Apabila terjadi ketidakseimbangan pada faktor tersebut dapat mempengaruhi keadaan sosial dan ekonomi.
3) Persebaran Penduduk
Adanya persebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan pembangunan yang hanya terpusat pada satu daerah. Hal tersebut dapat menimbulkan kemiskinan di salah satu daerah dan terjadilah ketimpangan sosial.
b. Kondisi Ekonomi
Faktor ekonomi sering dinilai sebafgai penyebab ketimpangan sosial. Ketipangan muncul karena tidak meratanya pembangunan ekonomi yang disebabkan adanya perbedaan antar wilayah,ada wilayah yang maju dan ada wilayang yang terbelakang atau mundur.
Beberapa ahli mengatakan bahwa munculnya ketimpangan yang dilihat dari faktor ekonomi terjadi karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi. Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi,terutama memiliki barang modal (capital stock) akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki sedikit sumber daya (Yeniwati,2013).
c. Kurangnya Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian masyarakat,sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya ketimpangan sosial.
Faktor penyebab pengangguran di Indonesia
1) Kurangnya SDM pencipta lapangan pekerjaan
2) Kelebihan penduduk atau pencari kerja
3) Kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja dan pengusaha
4) Kurangnya pendidikan untuk pewirausaha
Faktor
Struktural
Berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan
kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat yang bersifat legal formal
maupun kebijakan dalam pelaksanaannya.
Indonesia menganut paham demokrasi sehingga aturan
yang ada diperuntukkan bagi kepentingan rakyat yang diutamakan. Kurangnya asset
informasi tentang kebijakan pemerintah dapat mengakibatkan tidak berjalannya
pelaksanaan pembangunan dan pemerataan pembangunan.
Sebagai penyelenggara negara, negara harus menjadi
pelopor demokrasi yang dapat dijadikan teladan bagi masyarakat sehingga
stabilitas terjaga dan kesejahteraan sosial terwujud.
Negara Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas
dan masyarakatnya majemuk sehingga memiliki potensi konflik yang besar. Untuk itu,
penyelenggara negara harus mampu berperan sebagai :
+ Dinamisator, pemerintah berkewajiban menumbuhkan
simpati para penyelenggara negara terhadap masyarakat, demikian pula
sebaliknya.
+ Mediator, harus mampu berlaku adil dalam
menyelesaikan masalah di masyarakat dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat.
+ Katalisator, harus mampu mengarahkan diri sebagai
pengatur dan pengendali permasalahan yang muncul dari kebijakan yang
dikeluarkan.
Faktor Kultural
Berkaitan dengan sifat atau karakter masyarakat
dalam melaksanakan kehidupannya. Misalnya, sifat malas atau rajin, ulet atau
mudah menyerah.
Berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat. Misalnya, masyarakat menganggap budaya hemat dan menabung tidak
penting bagi kehidupan.
Budaya birokrat para penyelenggara negara juga dapat
menimbulkan ketimpangan yaitu berperilaku sewenang-wenang terhadap rakyat.
Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial
Menurut Adrinof Chaniago terdapat enam ketimpangan yang terjadi yaitu sebagai berikut.
Menurut Adrinof Chaniago terdapat enam ketimpangan yang terjadi yaitu sebagai berikut.
1. Ketimpangan
desa dan kota. Hal ini ditandai dengan adanya arus urbanisasi yaitu perpindahan
penduduk dari desa ke kota sehingga menyebabkan tingkat kesejahteraan di desa
menurun dan berakibat semakin banyaknya pemukiman kumuh, kriminalitas,
pengangguran di kota.
2.
Kesenjangan
pembangunan diri manusia Indonesia.
3. Ketimpangan
antargolongan sosial ekonomi yang diperlihatkan dengan semakin meningkatnya
kesenjangan ekonomi antar golongan-golongan dalam masyarakat. Kesenjangan
ekonomi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu. (a) Menurunnya
pendapatan per kapita akibat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa
ddiiringi peningkatan produktivitas. (b) Ketidakmerataan hasil pembangunan
antardaerah. (c) Rendahnya mobilitas sosial akibat sikap mental tradisional
yang kurang menyukai persaingan dan kurang usaha. (d) Hancurnya industri
kerajinan rakyat akibat monopoli pengusaha bermodal besar.
4. Ketimpangan
penyebaran aset di kalangan swasta dengan cirri sebagian besar
kepemilikan aset di Indonesia terkonsentrasi pada skala besar.
5. Ketimpangan
antar sektor ekonomi dengan ciri sebagian sektor, misanya property, mendapat
tempat yang istimewa.
6. Ketimpangan
antarwilayah dan subwilayah dengan ciri konsentrasi ekonomi terpusat pada wilayah perkotaan, terutama ibu kota, sehingga daerah hanya mendapatkan
konsentrasi ekonomi yang sangat kecil.
3. Akibat Ketimpangan Sosial
a. Melemahnya Wirausaha
Ketimpangan sosial menjadi penghancur minat ingin memulai usaha,penghancur kinginan ntuk terus mempertahankan usaha,bahkan penghancur semangat untuk mengembangkan usaha untuk lebih maju. Hal ini dikarenakan seorang wirausaha selalu dianggap remeh.
b. Terjadi Kriminalitas
Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang,seperti mencopet,mencuri,dan judi.
4. Masalah Ketimpangan Sosial
a. Diskriminasi
Diskriminasi cenderung memiliki arti negatif,yaitu menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Menurut Setiadi (2006), faktor penyebab munculnya diskriminasi adalah
a) Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai kehidupan
b) Adanya tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh kelompok dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah
c) Ketidakberdayaan golongan miskin dan intimidasi yang membuat terpuruk dan menjadi korban diskriminasi
Contoh diskriminasi yang terjadi di masyarakat
1) Diskriminasi Ras
Diskriminasi ras: membedakan berdasarkan asal bangsa yang menganggap bahwa ras yang satu lebih hebat daripada ras yang lain.
contoh: Politik Apartheid (di Afrika Selatan): pembedaan berdasarkan
warna kulit. Golongan kulit putih menduduki lapisan sosial lebih tinggi
daripada kulit hitam. Saat ini politik apartheid sudah dihapuskan. Salah
satu pejuang kesetaraan ras di Afrika Selatan adalah Nelson Mandela
2) Diskriminasi Agama
Diskriminasi agama berarti mendevaluasi seseorang atau
kelompok tertentu karena agama mereka, atau memperlakukan orang berbeda
karena apa yang mereka percaya atau tidak percaya.
Seseorang dapat mengalami diskriminasi agama, karena mereka adalah :
- pengikut agama yang berbeda
- pengikut denominasi yang berbeda dalam agama tertentu
- keyakinan agama mereka
- praktek-praktek keagamaan mereka
- aksi-aksi yang terinspirasi dari ajaran agama
3) Diskriminasi Gender
Gender:
- perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
- Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan jenis kelamin tertentu
Hilary M. Lips dalam bukunya yang berjudul Seks And Gender menjelaskan bahwa gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan
Misalnya: perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional
dan keibuan, sedangkan laki-laki dianggap kuat, perkasa, jantan,
rasional
Diskriminasi Gender: pembedaan sikap dan perlakuan terhadap seseorang
berdasarkan jenis kelamin. Dulu kaum perempuan dianggap memiliki
kedudukan lebih rendah dibanding laki-laki.
Perempuan tidak mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki, misalnya
pendidikan, mengambil keputusan, memiliki peran sosial di masyarakat.
Alasan sebagian masyarakat lebih mengutamakan memiliki anak laki-laki dibandingkan anak perempuan:
1.Alasan tenaga kerja à laki-laki dianggap lebih kuat dibandingkan wanita.
2.Meneruskan keturunan (warisan dan nama keluarga)
3.Menjaga anak perempuan lebih susah dibandingkan anak laki-laki
b. Disharmoni Kehidupan Beragama
Apabila suatu negara memiliki masyarakat yang majemuk tetapi tidak dapat menjaga keharmonisan dan sikap saling toleransi dapat menyebabkan disharmoni dalam kehidupan.
c. Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan tolok ukur kebudayaan sendiri. Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang
menganggap cara hidup suku bangsanya merupakan cara hidup yang
paling baik. Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah maka sikap demikian akan menimbulkan konflik. Konflik tersebut, misalnya kasus SARA, yaitu pertentangan yang didasari oleh suku, agama, ras, dan antargolongan.
Etnosentrisme dapat menghambat hubungan antar-kebudayaan, sehingga menghambat proses asimilasi dan integrasi.
Salah satu bukti adanya sikap etnosentrisme adalah hampir setiap
individu merasa bahwa yang paling baik dan lebih tinggi dibanding
dengan kebudayaan lainnya, misalnya:
a. Bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya
b. Bangsa Mesir bangga akan peninggalan kepurbakalaan yang bernilai tinggi
c. Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
d. Bangsa Italia bangga akan musiknya.
Dampak negatif dari sikap etnosentrisme antara lain:
a. Bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya
b. Bangsa Mesir bangga akan peninggalan kepurbakalaan yang bernilai tinggi
c. Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
d. Bangsa Italia bangga akan musiknya.
Dampak negatif dari sikap etnosentrisme antara lain:
1. Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuan
2. Menghambat pertukaran budaya
3. Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
4. Memacu timbulnya konflik sosial.
Dampak positif dari etnosentrisme yaitu:
- Dapat mempertinggi semangat patriotisme,
- Menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan, serta
- Mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.
5. Dampak Ketimpangan Sosial
Dampak Positif
a) Mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing
b) Meningkatkan pertumbuhan untuk kesejahteraan masyarakat
Dampak Negatif
a) Menimbulkan kecemburuan sosial
b) Adanya pembatasan hubungan sosial karena kedudukan seseorang dalam masyarakat
c) Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas
d) Adanya ketidakadilan dalam masyarakat
6. Upaya Mengatasi Keimpangan Sosial
a. Peningkatan kualitas penduduk
Usaha yang dapat dilakukan
1) Memperbaiki kualitas pendidikan
2) Meningkatkan fasilitas kesehatan,baik jumlah tenaga medis ataupun peningkatan pelayanan kesehatan
3) Melakukan pemberdayaan kelompok di masyarakat,misalnya dengan memberikan penyuluhan atau pengarahan kepada masyarakat
b. Mobilitas sosial
Dapat dilakukan dengan pemeratan penduduk di setiap wilayah
c. Menciptakan peluang kerja
Sumber :
Sosiologi XII Kurikulum 2013 Penerbit Mediatama
Sosiologi XII Kurikulum 2013 Kreatif Penerbit Viva Pakarindo
https://yustinasusi.wordpress.com/2015/09/25/ketimpangan-sosial/
Sumber :
Sosiologi XII Kurikulum 2013 Penerbit Mediatama
Sosiologi XII Kurikulum 2013 Kreatif Penerbit Viva Pakarindo
https://yustinasusi.wordpress.com/2015/09/25/ketimpangan-sosial/